Senin, 26 Agustus 2013

Fatwa MUI Jadi Rujukan Kemenag

Pemerintah sangat mengapresiasi kiprah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang strategis dalam menjaga akhlak bangsa. Diantaranya melalui penyiapan 50 ribu da’i program dakwah perbaikan akhlak bangsa, dan melindungi umat dari produk-produk konsumsi yang dilarang dalam Islam. Demikian dikemukakan Menteri Agama, Dr. Suryadharma Ali, M.Si., dalam sambutannya pada Tasyakur Milad MUI ke-38 di Jakarta, 26 Juli 2013 lalu. 
Bahkan MUI menjadi rujukan bagi pemerintah, wabil khusus, Kementerian Agama (Kemenag) dalam banyak hal. Terutama yang berkaitan dengan Vaksin Meningitis untuk jamaah haji maupun umroh. “Meskipun Kemenag sudah membeli vaksin dalam jumlah yang besar, dengan biaya yang mahal, namun ketika MUI menyatakan bahwa vaksin yang telah dibeli itu tidak halal, maka tidak dipergunakan. Dan diganti dengan vaksin yang telah mendapat fatwa halal dari MUI. Ini menjadi bukti, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh MUI telah menjadi rujukan bagi kita semua,” ujarnya, disambut tepuk tangan aplaus dari para hadirin atas dukungan tersebut. 

Solaria Belum Bersertifikat Halal

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dari masyarakat mengenai kehalalan restoran Solaria, maka bersama ini disampaikan bahwa MUI melalui Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) belum pernah melakukan pemeriksaan atas produk makanan/minuman dan atau mengeluarkan sertifikat halal untuk restoran Solaria di mana pun, sehingga MUI tidak menjamin kehalalan makanan/minuman yang disajikan oleh restoran Solaria.

Minggu, 25 Agustus 2013

Pendiri Halal Corner: “Banyak Makanan Berbuka Tidak Jelas Kehalalannya”


PRIHATIN dengan maraknya pemberian sedekah berupa makanan berbuka puasa yang tidak jelas kehalalannya, membuat komunitas Halal Corner berinisiatif menggelar acara bertajuk “Berbagi 1000 Ifthar Halal” di delapan wilayah di seluruh Indonesia.

Menurut penjelasan pendiri komunitas Halal Corner Aisha Maharanie, inisiatif kecil yang mereka lakukan ini tidak lain merupakan bagian dari edukasi dan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya mengkomsunsi makanan halal bagi umat Islam.

Pedagang Bakso Malioboro Tempel Stiker “Bebas Babi dan Formalin”

Walikota Jogjakarta, Haryadi Suyuti memperlihatkan stiker “Bebas Babi dan Formalin” pada gerobak salah satu pedagang Bakso di Jalan Malioboro, Selasa (22/1/2013)

Sedikitnya 15 pedagang bakso sepanjang Jalan Malioboro memasang stiker bertuliskan “Bebas Babi dan Formalin” di gerobak mereka, Selasa (22/1/2013). Penempelan stiker diawali oleh Walikota Jogjakarta Haryadi Suyuti yang kemudian diikuti oleh sejumlah pedagang bakso lainnya. Aksi ini dilakukan untuk meredam isu daging babi yang merebak hingga ke Jogjakarta.